Sembilan aktivis perempuan di Kiev melakukan demontrasi dengan bertelanjang dada alias topless. Para aktivis ini berasal dari Organisasi yang membela hak asasi wanita yaitu “Femen”. Mereka memprotes kontes berhadiah istri seorang Ukraina yang dilakukan sebuah radio di Selandia Baru.
Rock FM, radio di Selandia Baru yang menggelar kontes tersebut, bekerjasama dengan Endless Love, agen biro jodoh di Ukraina.
Pemenang kontes akan mendapat akomodasi dan uang saku sebesar 2000 dolar Selandia Baru dan diberikan waktu 12 hari untuk pendekatan (kencan) dengan seorang wanita yang dia pilih dari agen Endless Love.
Selain diprotes oleh para aktivis perempuan Ukraina, di Selandia Baru pun kontes ini menuai kritik. Namun Direktur program Rock FM Brad King santai-santai saja menanggapi kritikan. Menurut dia, ini hanya sebuah lelucon. “Pada akhirnya terserah pada pasangan tersebut, apakah memutuskan untuk menikah atau tidak,” kata Brad.
Para aktivis ini membawa sejumlah poster yang salah satunya bertuliskan “Ukraine is not a brothel” atau “Ukraina bukanlah rumah bordil”. Tapi justru dengan cara demo seperti ini, bukankah malah terkesan jika mereka adalah “penghuni” rumah bordil??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar